Sederet Fakta Dome of the Rock, Kubah Batu Saksi Bisu Sejarah Agama Abrahamik

Dome of the Rock, Qubbah as-Shakhrah, atau secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti “Kubah Batu” adalah sebuah bangunan persegi delapan yang terletak tepat di tengah-tengah kompleks Al-Haram asy-Syarif di Yerusalem. Bangunan ini sangat menarik perhatian karena desain arsitekturnya yang cantik dengan lapisan emas.

Selama ini banyak anggapan bahwa Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsa adalah satu bangunan yang sama, padahal tidak demikian. Oleh karena itu, untuk menambah wawasan kita tentang keberadaan saksi bisu sejarah tiga agama terbesar ini, kita simak dulu 10 fakta Dome of the Rock!

Kubah Batu dan Masjid Al-Aqsa Tidak Sama

article image

Image source: ancient-origins.net

Kubah Batu dan Masjid Al-Aqsa sejatinya adalah dua bangunan yang berbeda, walaupun letaknya tepat di tengah-tengah kompleks masjid. Kubah Batu dibangun pada masa kekhalifahan ‘Abd al-Malik bin Marwan. Sejarawan meyakini pembangunannya dimulai pada 70 hijriah (691 – 692 M). Kubah Batu merupakan bangunan utama dalam Masjid Al Aqsha dan sudah dianggap sebagai simbol yang mewakili keseluruhan isi kompleks tersebut.

Biaya Pembangunan 7 Kali Lebih Besar dari Pemasukan Pajak Tahunan Mesir

article image

Image source: travel.dream.co.id

Merujuk pada sebuah dokumen yang kemudian dilansir ke dalam jurnal studi oleh Jacob Lassner (Muslims on the sanctity of Jerusalem: preliminary thoughts on the search for a conceptual framework), disebutkan bahwa pembangunan Kubah Batu memakan biaya hingga 7 kali lebih besar daripada pemasukan pajak tahunan negeri Mesir pada masanya.

Saksi Sejarah Isra Mi’raj dan Pengorbanan Nabi Ibrahim

article image

Image source: flickr.com

Sebagian besar ulama Islam termasuk Al Maududi meyakini Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Dalam peristiwa penting ini, Nabi Muhammad SAW diyakini sempat menginjak sebuah batu fondasi untuk naik ke Sidaratul Muntaha. Sedangkan menurut keyakinan Yahudi, batu ini adalah tempat Nabi Ibrahim hendak melakukan pengorbanan melalui penyembelihan Ishaq.

Arsitekturnya Mengikuti Pola Gereja dan Istana Romawi

article image

Image source: spacetimefactor.wordpress.com

Ada dua orang teknisi yang bertanggung jawab atas proyek pembangunan kubah ini, yaitu Raja bin Haywah (ulama dari Beit She’an) dan Yazid bin Salam (muslim Yerusalem non-Arab). Mosaik dan arsitekturnya dibuat mengikuti pola gereja dan istana Romawi, dengan struktur segi delapan berdiameter 20 meter.

Hal ini cukup wajar mengingat Yerusalem sendiri sempat beberapa kali berpindah tangan dari Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Sasania Persia, Kerajaan Kristen, dan Kekhalifahan Muslim.

Bangunan Awal Berupa Kubah Terbuka Tanpa Dinding Penutup

article image

Image source: James Fairman

Kubah Batu awalnya berupa kubah terbuka tanpa ada dinding penutup, dan baru ditambahkan dinding pada masa Khalifah Abbasiyah. Pada tahun 808 dan 816 M gempa bumi sempat merusak bangunannya. Kubah ini bahkan sempat hancur ketika gempa bumi kembali terjadi pada tahun 1015 dan baru dibangun ulang pada 1022 – 1023. Mosaiknya sendiri menyusul direnovasi pada tahun 1027 – 1028.

Pernah Dijadikan Gereja Pasca Perang Salib Pertama

article image

Image source: oldworlldauctions.com

Setelah umat Kristen memenangkan Perang Salib Pertama pada tahun 1099, Kekuasaan Yerusalem beralih ke tangan umat Kristen. Umat Muslim sempat bersembunyi di Masjid Al-Aqsha, tapi pada akhirnya mereka tetap terbunuh.

Seorang pendeta bernama Fulcher yang ikut serta dalam peperangan tersebut memberi kesaksian bahwa di Bait Suci tersebut sekitar 10.000 orang dibantai. Gesta Francorum pun memberi kesaksian senada, di mana pasukannya membunuh hingga menyembelih orang-orang di Bait Salomo (Masjid Al-Aqsha).

Setelah peristiwa berdarah ini, Kerajaan Kristen Yerusalem akhirnya didirikan. Masjid Al-Qibli yang dibangun Umar bin Khaththab kemudian diubah menjadi istana kerajaan bernama Templum Solomonis atau Kuil Salomo (Sulaiman) dan Kubah Batu dialih fungsikan sebagai gereja bernama Templum Domini (Kuil Tuhan).

Baru Dilapisi Emas Pada Tahun 1965

article image

Image source: maxsaid.wordpress.com

Kepemimpinan Yerusalem berhasil direbut kembali oleh umat Islam setelah pasukan yang dipimpin Saladin (Shalahuddin Al-Ayyubi) berhasil mengalahkan pasukan Kristen, dan semua bangunan di kompleks Masjid Al-Aqsha difungsikan kembali seperti semula.

Bangunan Kubah Batu yang dahulu dipasangi salib di bagian atas kemudian diganti dengan simbol bulan sabit emas, perbaikan lainnya dilakukan oleh keponakan Saladin pada kompleks Al-Aqsha.

Pasca perbaikan masjid dan Kubah Batu, pembangunan demi pembangunan untuk mempercantik arsitektur kompleks terus dilakukan hingga masa Kesultanan Utsmaniyah (1517 – 1917). Tapi setelah kesultanan runtuh, Kubah Batu kembali mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi Yerikho yang terjadi pada tahun 1927.

Pemerintah Yordania melakukan perbaikan ekstensif dengan bantuan dana dari pemerintah Turki dan Arab Saudi. Perbaikan tersebut meliputi rekonstruksi bangunan, penggantian ubin, menutup kubah dengan timah hitam, dan barulah pada tahun 1965 dilapisi perunggu aluminium berlapis emas seperti yang kita saksikan sekarang.


Demikianlah 7 fakta Dome of the Rock saksi bisu sejarah tiga agama terbesar di dunia. Jangan lupa untuk terus mengikuti perkembangan informasi menarik lainnya hanya di Gotomalls.com! Platform direktori shopping pertama dan terbesar di Indonesia yang menyediakan informasi terlengkap seputar merchant, promo, diskon, kupon, dan event-event seru di mall kesayanganmu!

Malls

featured image source: flickr.com