Inilah 5 Kisah Jurnalis Tangguh Dalam Catatan Sejarah

Jurnalis merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan memiliki banyak tantangan. Seorang jurnalis dituntut untuk memiliki mental baja, terutama bagi mereka yang ditugaskan di daerah-daerah konflik yang menjadi ancaman besar. Mereka juga bekerja tidak mengenal waktu dan harus siap kapan pun untuk bisa meliput berita atau melaporkan peristiwa yang sedang terjadi.

Medan peliputan yang sulit bukanlah satu-satunya masalah bagi seorang jurnalis. Mereka juga harus dihadapkan dengan masalah kebebasan pers, di mana mereka harus terbelenggu dengan aturan-aturan yang menghambat aktivitas jurnalisme. Di sejumlah tempat di berbagai negara, kebebasan pers yang terbelenggu masih menjadi permasalahan utama.

Meski begitu, jurnalis memegang peranan penting sebagai corong informasi dan pengungkap kebenaran untuk publik. Keberadaan dan eksistensi jurnalis sangat dibutuhkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang valid sesuai dengan fakta dan menjadi wadah aspirasi untuk masyarakat.

Nah, sejarah telah mencatat beberapa jurnalis yang terkenal tangguh dan memberi pengaruh yang luar biasa. Untuk memperingati hari Kebebasan Pers Dunia yang jatuh pada tanggal 3 Mei, yuk kita simak 5 kisah jurnalis tangguh dalam catatan sejarah berikut ini.

William Howard Russell

article image

Image source: military-history.org

Nama William Howard Russell dikenal sebagai reporter perang pertama yang berdedikasi dalam sejarah. Ia merupakan orang Irlandia yang keras kepala dan memiliki pengaruh yang kuat. Lahir pada 28 Maret 1820, Russell bekerja pada media The Times of London dan pernah ditugaskan ke sebuah pertempuran besar antara Rusia, Inggris dan Prancis pada 1953.

Pertempuran tersebut dikenal dengan nama Perang Krimea dan telah menewaskan hampir satu juta orang. Ketika ditugaskan di sana, Russell justru melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan seperti mabuk-mabukan. Namun di balik itu, Russell melakukan hal yang akhirnya mengubah wilayah perang tersebut.

Russell menulis banyaknya nyawa yang berjatuhan, seperti jasad para prajurit dan orang biasa yang tak diurus sama sekali. Ia juga menggambarkan bagaimana Krimea telah dipenuhi lautan jasad, banyaknya warga yang sakit dan sekarat yang sayangnya terbengkalai karena tidak ada yang mengurus. Ia menulis reportase tentang suasana perang yang sangat memiluan hingga membuat perubahan besar.

Tulisan Russell tersebut dibaca banyak orang dan menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Di sisi lain, para tentara tidak menyukai tulisan Russell dan mengancam Russell untuk pergi dari wilayah tersebut. Namun memang dasar Russell keras kepala, ia tidak menyerah begitu saja dan tetap tinggal untuk melanjutkan tulisannya.

Akhirnya berkat ketangguhan Russell dan laporan yang dibuatnya, publik bereaksi dan mendesak tentang Inggris untuk membangun rumah sakit. Berawal dari tulisan Russell pun, rumah sakit untuk merawat warga yang terluka dibangun.

Ida Tarbell

article image

Image source: thoughtco.com

Ida Tarbell merupakan seorang putri dari pengusaha minyak. Ia mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ketika berumur 14 tahun. Kala itu ia melihat John D. Rockefeller menghancurkan usaha keluarganya setelah sang ayah menolak menjual perusahaannya kepada perusahaan minyak Rockefeller.

Berbekal pengalaman pahit, 30 tahun kemudian Ida Tarbell memberanikan diri menulis sebuah berita berjudul "19-Part Hit Job on Rockefeller" untuk majalah McClure. Dalam tulisannya, dengan gamblang Ida Tarbell mencantumkan bukti-bukti bahwa Rockefeller's Standard Oil telah melakukan monopoli minyak yang menyerupai kelompok mafia.

Ida Tarbell mengungkap itu semua dengan tindakan spionase (praktik pengintaian) yang hebat. Ia melakukan wawancara panjang, menghabiskan ratusan jam untuk membaca catatan dan mempelajari bisnis minyak. Ia pun menemukan ada indikasi kolusi yang melanggar undang-undang monopoli.

Kesimpulan dari tulisan Ida Tarbell adalah hanya Rockefeller lah yang boleh menjual minyak kepada masyarakat. Mereka menghancurkan perusahaan kecil dan menciptakan monopoli dagang. Berkat tulisan Ida Tarbell yang berani, akhirnya perusahaan Rockefeller mendapat hukuman.

Nellie Bly

article image

Image source: post-gazette.com

Nellie Bly merupakan jurnalis investigasi asal Amerika Serikat yang ditugaskan meliput kondisi rumah sakit jiwa Blackwell pada 1887. Rumah sakit jiwa Blackwell diduga telah melakukan tindakan kejam terhadap para pasien. Selama meliput, Bly menghabiskan waktu selama 10 hari untuk menyamar sebagai pasien gila dan tinggal bersama pasien lain agar bisa masuk ke rumah sakit.

Ketika menyamar, Bly pun dikagetkan dengan fakta bahwa banyak pasien gangguan jiwa yang disiksa oleh perawat rumah sakit. Ia melihat salah satu perawat memaksa seorang pasien untuk duduk di teras dengan menatap lurus ke depan, tidak dibolehkan untuk bicara, bergerak maupun tidur.

Bly kemudian menulis apa yang dia lihat dan ketika laporannya keluar, rumah sakit jiwa Blackwell mengalami masa sulit dan mengeluarkan pasien yang dijadikan narasumber oleh Bly. Berkat tulisan Bly pula, pemerintah Amerika Serikat kemudian merombak sistem penanganan terhadap pasien dengan gangguan jiwa.

Seymour Myron Hersh

article image

Image source: thenation.com

Seymour Myron Hersh telah menjadi wartawan senior ketika ditugaskan untuk mengungkap kasus pembantaian masal yang dilakukan tentara AS terhadap ratusan warga sipil Vietnam. Pembantaian tersebut dikenal dengan Pembantaian My Lai, di mana warga sipil Vietnam yang tidak bersenjata, kebanyakan wanita dan anak-anak dibantai pada 16 Maret 1968 saat Perang Vietnam.

Pembantaian tersebut menimbulkan kemarahan di seluruh dunia dan mengurangi dukungan masyarakat terhadap AS dalam Perang Vietnam. Letnan William L. Calley membentuk tim investigasi sendiri untuk menyelidiki kasus tersebut tetapi tidak menemukan bukti apa pun.

Akhirnya Seymour Myron Hersh diterjunkan untuk melakukan investigasi. Ia melihat indikasi adanya pembunuhan masal. Terlebih lagi terungkap bahwa Calley adalah dalang di balik kasus tersebut. Masyarakat pun kaget dan Calley akhirnya dihukum dan meminta maaf 40 tahun kemudian.

Paul Dacre

article image

Image source: independent.co.uk

Paul Dacre merupakan seorang editor Daily Mail yang mengungkap kasus sulit pada 1997. Ia mengejar pembunuh remaja kulit hitam bernama Stephen Lawren dan tidak berhenti sampai korban mendapatkan keadilan.

Lawren dibunuh oleh lima pemuda kulit putih di jalan kota London pada 1993. Seorang perwira di kepolisian telah membuat laporan palsu dengan mengatakan pembunuh sudah pergi entah ke mana. Pada hari Valentine 1997, Dacre menempelkan poster di jalanan dengan gambar lima pemuda yang membunuh Lawren dan diberi tulisan "Pembunuh".

Tindakan Dacre pun mencuri perhatian publik dan memicu minat publik terhadap kasus pembunuhan tersebut. Akhirnya polisi mengusut tuntas kasus tersebut. Pada 2011, dua dari lima pemuda yang membunuh Lawren dipenjara seumur hidup. Sampai 2017, Daily Mail masih berkampanye untuk mencari tiga pemuda yang lain.


Itulah kisah para jurnalis tangguh dalam menjalankan tugas. Mereka tidak kenal takut demi mengungkap sebuah kebenaran yang akhirnya membuat perubahan yang sangat berarti. Ikuti terus perkembangan informasi menarik lainnya hanya di Gotomalls.com!

Malls

featured image source: mensjournal.com