Inilah 5 Pengusaha Sukses Indonesia Yang Tidak Memiliki Gelar Sarjana

Siapa bilang kalau menjadi pengusaha sukses harus selalu punya latar belakang pendidikan formal tinggi dan rentetan gelar sarjana di belakang namanya. Pada kenyataannya, di dunia ini banyak sekali pengusaha-pengusaha dan tokoh-tokoh besar yang tidak memiliki gelar sarjana, bahkan tidak sedikit pula yang putus di tengah jalan ketika sedang menganyam pendidikan di bangku kuliah.

Nama-nama kondang seperti Steve Jobs, Mark Zuckerberg, Bill Gates, Jack Dorsey, dan Michael Dell adalah beberapa contoh nyata, bahwa gelar sarjana bukanlah penentu masa depan seseorang. Selain mereka, di Indonesia pun terdapat sejumlah tokoh sukses yang bernasib serupa, bahkan lebih parah. Siapa saja mereka? Berikut ulasan selengkapnya:

Eka Tjipta Widjaja

article image

Image credit: sinarharapan

Nama Eka Tjipta Widjaja selalu bertengger dalam daftar 10 besar orang paling kaya di Indonesia dari berbagai versi, dia adalah tokoh pendiri Sinar Mas, suatu kerajaan bisnis yang membawahi sejumlah anak perusahaan yang bergerak di berbagai sektor industri. Eka adalah seorang keturunan etnis Tionghoa yang lahir pada tahun 1923 dengan nama asli Oei Ek Tjhong. Dia terlahir di keluarga miskin di Cina, dan kehidupan masa kecilnya pun cukup keras.

Selepas pendidikan SD, Eka pindah ke Indonesia bersama keluarganya. Namun sayangnya, Eka tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP karena harus membantu orang tuanya mencari uang untuk melunasi utang mereka. Eka remaja mulai berjualan gula dan biskuit, sampai akhirnya berkembang menjadi seorang kontraktor proyek pembangunan makam. Jatuh bangun dalam dunia bisnis mengantarkan Eka ke level yang lebih tinggi. Tahun 1982, Eka mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, perusahaan itu bernama PT Internas Arta Leasing Company, yang kemudian menjadi cikal bakal Sinar Mas.

Susi Pudjiastuti

article image

Image credit: IDNTimes

Siapa yang tidak kenal dengan sosok yang satu ini? Namanya sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang sangat inspiratif. Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran, Jawa Barat, pada 15 Januari 1965 dari pasangan Ahmad Karlan dan Suwuh Lasminah. Keluarga Susi dikenal sebagai juragan ternak yang cukup terpandang di tempat asalnya, belum lagi kakeknya yang terkenal sebagai seorang tuan tanah. Walaupun keluarga mereka mapan secara ekonomi, hal itu tidak membuat Susi kecil menjadi pribadi yang manja, tapi justru sebaliknya.

Perjalanan Susi dimulai ketika dirinya duduk di bangku SMA di Yogyakarta. Susi yang merupakan pelajar idealis ini terpaksa harus dikeluarkan dari sekolahnya karena prinsipnya yang dinilai terlalu ekstrem untuk seukuran anak kelas 2 SMA. Setelah putus sekolah, Susi mulai menjalankan usaha sebagai pengepul ikan. Lambat laun usahanya tersebut mengalami perkembangan pesat, hingga berkembang menjadi perusahaan besar bernama PT ASI Pudjiastuti Marine Product.

Setelah sukses dengan bisnis hasil laut, Susi mulai merambah ke industri penerbangan dan mendirikan maskapai bernama Susi AIR. Prestasi dan kontribusinya untuk masyarakat mengantarkan Susi menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional, hingga akhirnya dia mendapat panggilan negara untuk mengabdi sebagai menteri. Sampai dia menjalani tugas menterinya, Susi hanya mengantongi ijazah SMP dan baru mendapat ijazah SMA beberapa tahun berikutnya.

Bob Sadino

article image

Image credit: merdeka

Lahir dengan nama asli Bambang Mustari Sadino di Tanjung Karang pada tahun 1933, mendiang Bob Sadino dikenal luas sebagai seorang pengusaha pangan dan peternakan. Di balik sosoknya yang selalu tampil santai dan sederhana, beliau menyimpan kisah perjalanan hidup yang cukup panjang. Kesuksesan seorang Bob Sadino berawal dari telur, tepatnya ketika beliau mulai berjualan telur ayam negeri setelah mendapat rekomendasi dari temannya.

Bob menjual telurnya secara door to door, tapi karena telur ayam negeri belum begitu populer di Indonesia, bisnisnya pun sempat terhambat. Seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri yang dia jual perlahan mulai terkenal, hingga akhirnya beliau melebarkan sayap usahanya dengan menjual daging ayam, sayuran, produk hasil pertanian dan juga peternakan. Bob Sadino juga disebut-sebut sebagai orang pertama yang mengenalkan telur ayam negeri di Indonesia. Walaupun beliau sudah wafat, bisnis miliki Bob Sadino masih terus berdiri sampai sekarang.

Andrie Wongso

article image

Image credit: biografiku

Andrie Wongso adalah seorang motivator ternama asal Malang yang telah menerima penghargaan “The Best Motivator Indonesia”. Andrie lahir di Malang pada tahun 1954 dari keluarga menengah ke bawah. Andrie berhenti sekolah ketika duduk di bangku kelas 6 SD karena sekolahnya ditutup. Memasuki usia remaja, Andrie memutuskan untuk berjualan kue di pasar. Sepak terjangnya berlanjut ketika Andrie merantau ke Jakarta untuk mencoba peruntungan nasib. Di Jakarta Andrie sempat bekerja sebagai salesman produk sabun, pelayan toko, hingga berkarir di industri perfilman.

Perjalanannya sebagai motivator dimulai ketika dia kembali dari luar negeri untuk mengikuti suatu proses shooting. Andrie mulai gemar menulis kata-kata bijak di buku hariannya, dan siapa sangka jika teman-temannya justru banyak terinspirasi oleh petuah-petuahnya itu. Akhirnya, Andrie menjadikan hobi menulisnya sebagai bisnis. Seiring berjalannya waktu, Andrie mulai mendirikan lembaga AW Motivation Training dan AW Publishing serta membuka sejumlah outlet AW Success Shop yang menjual produk-produk motivasi.

Basrizal Koto

article image

Image source: harianhaluan

Basrizal Koto atau yang akrab disapa Basko adalah salah seorang konglomerat Indonesia yang menjalankan sejumlah bidang bisnis berbeda-beda, mulai dari percetakan, media, peternakan, pertambangan, perhotelan, dan properti. Basko lahir di Pariaman pada tahun 1959 dari pasangan Ali Absyar dan Djaninar. Basko melewati masa kecil yang cukup sulit di tengah-tengah himpitan ekonomi keluarga. Ayahnya yang berprofesi sebagai buruh tani memutuskan untuk merantau ke Riau, meninggalkan Basko dan ibunya berjuang untuk bertahan hidup. Basko hanya bersekolah sampai kelas 5 SD sebelum akhirnya mengikuti jejak sang ayah merantau ke Riau.

Selama di perantauan, Basko sempat bekerja sebagai kernet, sopir, tukang jahit, pemborong, dan berjualan petai. Basko dikenal sebagai pribadi yang visioner, pandai berkomunikasi, jujur, tepat janji, dan sangat menjaga kepercayaan. Berkat karakternya tersebut, Basko pun sukses membangun kerajaan bisnis dan menciptakan lapangan kerja. Tidak kurang dari 15 perusahaan telah dia kelola, beberapa di antaranya adalah Basko Grand Mall, PT Cerya Riau Mandiri Printing, PT Cerya Zico Utama, PT Bastara Jaya Muda, PT Riau Agro Mandiri, dan masih banyak lagi.


Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pendidikan memang memiliki peranan besar dalam proses menuju kesuksesan. Tapi bukan berarti pendidikan hanya bisa diperoleh melalui institusi-institusi formal. Selama kemauan belajar masih ada, apa pun yang kita temukan bisa menjadi bahan pembelajaran sekaligus ilmu baru. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, bahkan seorang menteri pun hanya mengantongi ijazah SMP.

Jangan lupa kunjungi GoToMalls yang menyediakan informasi terlengkap semua yang ada di mall mulai dari merchant, promo, diskon, kupon, dan event-event.

Mall

featured image source: howtobeastoic