Permainan Anak Jaman Dulu

Istilah sorodot gaplok, ucing baledog, pris-prisan atau boy-boyan mungkin terdengar asing di telinga anak-anak zaman sekarang. Tetapi pada masanya, tidak ada kegiatan yang lebih dinantikan selain permainan-permainan tradisional ini.

Keceriaan dalam permainan anak jaman dulu rasanya jauh lebih nyata dan solid. Cukup bermodalkan barang-barang sederhana di lingkungan sekitar, permainan pun bisa dilakukan kapan saja.

Kini, permainan anak-anak membutuhkan biaya mahal. Sebab kehadiran gadget dan perkembangan teknologi telah menggantikan peran petak umpet dan kawan-kawannya. Anak-anak lebih suka dimanja melalui fitur canggih dan detail grafis beresolusi tinggi, bukan butir-butir kelereng atau untaian karet gelang.

Sebelum permainan-permainan tradisional benar-benar ditinggalkan, mari kita ulas kembali untuk menyegarkan ingatan masa kecil kita.

1. Dakon/Congklak

article image

Image source: Flickr.com/I Gede Lila Kantiana

Permainan dakon atau lebih umum disebut congklak merupakan permainan tradisional yang populer di Jawa. Ia dimainkan oleh segala usia, lelaki maupun perempuan. Permainan ini menggunakan media biji kopi dan papan kayu yang memiliki 16 lubang.

Congklak dimainkan oleh dua orang yang harus mengisi setiap lubang dengan biji kopi yang sudah dibagi rata sebelumnya. Pemain yang paling banyak mengumpulkan biji itulah pemenangnya.

James Dananjaya dalam Folklor Indonesia menyebutkan bahwa permainan ini tersebar luas di Asia dan Afrika, terutama yang terkena pengaruh kebudayaan Islam. Di Sri Lanka dikenal sebagai canka, di Semenanjung Melayu disebut congklak, di Filipina cunkayon, dan di Afrika mankala.

2. Gobak Sodor/Galasin

article image

Image source: srimartani.bantulkab.go.id

Gobak Sodor diambil dari dua kata, yakni gobak dan sodor. Ini merupakan permainan anak jaman dulu yang dilakukan di area terbuka berbentuk segi empat berpetak-petak. Selain Gobak Sodor, permainan ini juga dikenal dengan sebutan Galasin, terutama di kalangan anak-anak Betawi.

Setiap garis dijaga oleh pihak penjaga, pihak yang masuk harus melewati garis, dan jika kena sentuh oleh penjaga maka harus diganti. Permainan ini dimainkan secara berkelompok yang terdiri tiga sampai lima orang.

Pada permainan ini anak-anak harus berusaha mengecoh lawan agar temannya bisa lolos melewati garis. Gobak Sodor mengajarkan arti kebersamaan, belajar kompak, dan kerja sama tim.

3. Egrang

article image

Image source: Indonesia.go.id

Egrang adalah permainan tradisional yang sampai sekarang belum diketahui pasti dari mana asalnya, tetapi bisa dijumpai hampir di setiap daerah dengan sebutan yang berbeda-beda. Di wilayah Sumatera Barat dikenal sebagai Tengkak-tengkak, masyarakat Bengkulu mengenalnya sebagai Ingkau, sedangkan di Jawa Tengah lebih populer dengan nama Jangkungan.

Permainan anak jaman dulu ini membutuhkan keterampilan dan keseimbangan tubuh, karena pemainnya harus berjalan dan berlari di atas 2 batang bambu sepanjang kurang lebih 2,5 meter. Kini, permainan Egrang hanya bisa kita jumpai dalam acara perlombaan 17 Agustus.

4. Adu Jangkrik

article image

Image source: Bantentribun.id

Adu jangkrik sebagai permainan rakyat sudah dikenal sejak lama di Indonesia. Adu jangkrik dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama anak-anak. Dulu mereka terbiasa mencari jangkrik sendiri di ladang, sawah, atau di semak-semak liar.

Menurut buku Permainan Tradisional Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998), permainan ini biasanya muncul secara musiman, khususnya pada musim gadon yaitu saat sawah ditanami palawija untuk menyelingi tanaman padi.

Jenis jangkrik yang diadu adalah jangkrik kalung jantan, berwarna hitam legam, dan ada hiasan kalung pada lehernya. Jangkrik ini digemari anak-anak karena suaranya nyaring dan gerak-geriknya lincah.

5. Gatrik/Patel Lele

article image

Image source: Dictio.id

Permainan Gatrik adalah permainan tradisional dari Jawa Barat. Namun, di setiap daerah lainnya memiliki kesamaan bentuk dengan penamaan yang berbeda. Ada yang menyebutnya sebagai tak kadal, patil lele, maupun benthik karena setiap daerah mempunyai nama lokal tersendiri.

Permainan anak jaman dulu ini dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 2 sampai 4 orang. Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu. Permainan ini tidak memerlukan peralatan yang terlalu banyak. Cukup dengan memanfaatkan lingkungan sekitar seperti lapangan atau tanah terbuka.

Permainan ini membutuhkan konsentrasi dan ketangkasan dalam memukul benda. Cukup sulit memang, tapi jika sudah menguasai tekniknya, Gatrik bisa menjadi kegiatan yang adiktif.

6. Dam-Daman

article image

Image source: tgrcampaign.com

Permainan ini serupa dengan catur, hanya saja tidak peran raja, patih, menteri, dan sebagainya. Semuanya setara dalam aturan melangkahnya, apalagi dari segi penampilan, karena bidak yang digunakan bisa diambil dari apa saja mulai dari batu kerikil hingga pecahan genteng.

Jika permainan catur bidak bergerak sesuai posisinya, pada permainan dam-daman setiap bidak hanya dapat melangkah mengikuti garis baik ke depan, ke samping atau diagonal. Untuk memakan bidak lawan, kita hanya perlu melompatinya saja.

Untuk memenangkan permainan ini, salah satu pihak harus bisa mengelilingi daerah segitiga/ekor lawan. Dengan cara ini, pion tersebut akan bebas bergerak kemana pun sesuai garis. Permainan dimenangkan jika salah satu pemain berhasil menghabiskan seluruh pion lawan.

7. Engklek

article image

Image source: keluargacaplang.com

Permainan anak jaman dulu yang satu ini sempat menjadi permainan paling populer. Setiap daerah memiliki sebutan yang berbeda-beda untuk permainan ini, tetapi cara memainkannya tetap sama.

Engklek bisa dimainkan oleh siapa saja, anak perempuan maupun laki-laki. Jumlah pemainnya mulai dari dua orang hingga maksimal lima orang. Cara memainkannya yaitu dengan menggambar kotak-kotak di atas tanah/aspal menggunakan kapur. Jumlah kotak yang digambar ada sembilan yaitu; tiga kotak horizontal, tiga kotak vertikal, satu kotak di bagian pucuk, dan dua kotak lagi di sisinya.

Setiap pemain akan melompati kotak-kotak tersebut secara bergiliran. Melompatnya harus dengan satu kaki, jika terjatuh maka pemain harus menandai kotak terakhir dengan menaruh batu.

Demikianlah 7 permainan anak jaman dulu yang kini nyaris punah. Untuk mendapatkan informasi unik dan menarik lainnya, simak terus update artikel terbaru lainnya di Gotomalls.com, Layanan direktori shopping yang menyediakan informasi terlengkap seputar merchant, promo, diskon, kupon, dan event-event. di seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia.

Malls

Articles

Featured image source: Bobobox.co.id