Sosok Raksasa Bhuta Kala Dalam Kesenian Ogoh-Ogoh Bali

Menjelang Hari Raya Nyepi, setiap jalanan banjar di provinsi Bali selalu dipenuhi dengan iring-iringan warga setempat yang mengarak sosok raksasa dengan wujud menyeramkan. Tradisi ini dikenal sebagai Ogoh-Ogoh, sebuah bentuk seni patung tradisional yang menggambarkan sosok raksasa bernama ‘Bhuta Kala’.

Menurut pemahaman Hindu Dharma, Bhuta Kala merupakan suatu representasi dari kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tidak terukur dan tidak terbantahkan. Bhuta Kala sering kali digambarkan sebagai sosok raksasa dengan perangai menyeramkan. Ada pula yang digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk penghuni Mayapada, Syurga dan Naraka, semisal naga, gajah, Widyadari, dsb.

Parade Ogoh-Ogoh Bali selalu diadakan setiap tahun, biasanya satu hari sebelum Hari Raya Nyepi sekitar pukul 17.00 menjelang petang hingga malam hari. Setiap patung Ogoh-Ogoh dari masing-masing banjar yang diikut sertakan akan mendapat poin penilaian dari juri, dan patung yang mendapat poin terbanyak akan keluar sebagai pemenang.
Nah, dalam perlombaan Ogoh-Ogoh beberapa waktu lalu, ada beberapa patung Ogoh-Ogoh yang sangat menarik perhatian. Yuk kita intip penampakannya!

Sang Bhuta Wingkara (Banjar Dukuh Mertajati)

article image

Image source: instagram.com/ogohogohdenpasar/

Tahun lalu, ST Tunas Muda Banjar Dukuh Mertajati berhasil mendapatkan poin tertinggi dalam perlombaan Ogoh-Ogoh tahunan dari Disbud Kota Denpasar. Dari 163 Ogoh-Ogoh yang diikut sertakan, Ogoh-Ogoh mereka mengumpulkan poin tertinggi sebesar 90.625.

Patung buatan mereka ini memang sangat menarik perhatian dengan konsep ‘Sang Bhuta Wingkara’, di mana para Atma atau ruh sedang melakukan perjalanan menuju Naraka untuk mendapat karma akibat sering menyiksa hewan semasa hidupnya. Selain sosok Bhuta Kala, terlihat pula beberapa sosok Atma yang tengah melayang di atas sebuah kolam buatan.

article image

Image source: instagram.com/st.tunasmuda/

Proyek pembuatannya sendiri melibatkan ratusan orang dan menghabiskan budget sekitar Rp 30 juta dengan masa pengerjaan selama dua bulan. Patung Ogoh-Ogoh ini dibuat dari 100% bahan alami ramah lingkungan.

Menariknya lagi, pada bagian kulitnya yang tampak tekstur menyerupai sisik yang terdiri dari ribuan batang korek api. Dibalik desainnya yang begitu dramatis, pembuatan patung Ogoh-Ogoh ini juga sangat rumit hingga harus melibatkan ahli di bidang seni.

Narasimha Awatara (Banjar Mertha Rauh Kaja)

article image

Image source: instagram.com/ogohogohdenpasar/

Selain ST Tunas Muda Banjar Dukuh Mertajati, ST Dharma Wijaya Kusuma dari Banjar Mertha Rauh Kaja juga mendapatkan poin yang sama, yaitu 90.625 di peringkat teratas dari total 163 Ogoh-Ogoh yang diikut sertakan. Konsepnya sendiri adalah ‘Narasimha Awatara’ atau dikenal juga sebagai ‘Avatar’.

Patung ini menggambarkan sosok Dewa Wisnu yang turun ke Bumi dengan perwujudan avatar manusia berkepala singa. Ia memiliki banyak tangan dengan kuku-kuku yang tajam, di belakangnya juga terdapat ular kobra yang menaungi. Narasimha atau Narasinga adalah simbol perlindungan bagi setiap individu yang memuja Dewa Wisnu jika terancam bahaya. Kisah mengenai avatar Dewa Wisnu berkepala singa juga telah tercantum dalam kitab Purana.

article image

Image source: instagram.com/suciptaarta/

Desain Ogoh-Ogoh ini juga tergolong sangat rumit, ada lima bagian tubuh patung yang harus dibongkar-pasang untuk memindahkannya sebelum diarak. Walaupun ukurannya sangat besar, proses pengerjaannya tetap apik dan teliti. Lihat saja detail wajahnya, sangat realistis bukan?

Hidimbi (Banjar Arya Laplap Kelod)

article image

Image source: instagram.com/st.putraarya/

Berikutnya ada patung Ogoh-Ogoh dari ST Putra Arya Banjar Arya Laplap Kelod. Patung Ogoh-Ogoh ini masuk nominasi delapan Ogoh-Ogoh Kecamatan Denpasar Timur tahun 2019.

Jika diperhatikan, wujud patung ini memang terlihat sangat menyeramkan. Tapi sosok aslinya tidaklah semenyeramkan itu. Patung ini menggambarkan sosok ‘Hidimbi’, atau dalam pewayangan Jawa lebih dikenal sebagai Dewi Arimbi.

article image

Image source: instagram.com/st.putraarya/

Dalam Mahabharata, Dewi Arimbi atau Hidimbi adalah seorang rakshasi (raksasa perempuan) yang memiliki wujud menyeramkan, persis seperti yang digambarkan dalam patung ini. Hidimbi adalah putri kedua dari Prabu Arimbaka dengan Dewi Hadimba.

Ia menikah dengan Bima atau Wekudara dan memiliki satu orang anak bernama Gatotkaca, yang kelak menjadi Raja Negara Pringgandani bergelar Prabu Kacanegara.

Kumbakarna (Banjar Tainsiat)

article image

Image source: instagram.com/keduxgarage/

Bicara tentang Ogoh-Ogoh di Bali, ada dua banjar yang sudah sangat melegenda dan sering dijadikan tolak ukur oleh beberapa banjar lainnya di Denpasar dan Bali pada umumnya, salah satunya adalah Banjar Tainsiat.

Banjar Tainsiat selalu dinantikan karya Ogoh-Ogohnya, tahun lalu mereka mengusung tema Ogoh-Ogoh ‘Kumakarna’ yang dimotori oleh Kedux Garage. Ogoh-Ogoh ini menggunakan teknologi hidrolik, sehingga Ogoh-Ogoh dengan tinggi kurang lebih 9 meter ini bisa tidur dan bangkit melalui penggerak otomatis.

article image

Image source: instagram.com/keduxgarage/

Kumbakarna sendiri merupakan sosok rakshasa yang sangat besar dan memiliki wajah menyeramkan. Kumbakarna terkenal memiliki suatu kelemahan unik, yaitu kebiasaan tertidur selama enam bulan. Dan selama ia tertidur, ia tidak akan mampu mengerahkan kekuatannya.


Itulah beberapa sosok raksasa dalam kesenian Ogoh-Ogoh Bali. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus update-an artikel terbaru di Gotomalls.com! Platform direktori shopping pertama di Indonesia dengan sejuta penawaran menarik untuk pengalaman belanja yang lebih menyenangkan!

featured image source: bigsta.net