Tempat Makan di Jogja Terfavorit

Sejak lama Kota Jogja sudah menjadi tujuan wisata favorit bagi banyak orang, baik dari dalam negeri hingga mancanegara. Tempat ini menawarkan banyak hal yang akan memperkaya pengalaman kita. Mulai dari kesenian, sejarah, budaya, wisata alam, aktivitas rekreasi, jajanan tradisional, tempat ngopi, dan yang tak kalah menarik yaitu keragaman kulinernya.

Ada sejumlah tempat makan di Jogja yang sudah sangat melegenda di kalangan pemburu kuliner. Bahkan, tidak jarang para food vloger terkenal dan pakar-pakar kuliner dari luar Jogja terpancing untuk datang ke tempat-tempat ini. Kalau kamu sedang berkunjung ke Jogja, jangan lupa mampir ke 7 tempat makan di Jogja berikut ini, ya!

Gudeg Mbah Lindu, cita rasa gudeg sejati yang tak lekang dimakan zaman

article image

Image source: travelingyuk.com

Sebagian besar penjual gudeg ternama di Jogja sudah mewariskan usahanya ke generasi penerusnya, pun demikian dengan Mbah Lindu. Ia sudah mulai berjualan sejak masa-masa penjajahan. Hingga akhir hayatnya, gudeg buatan Mbah Lindu selalu punya tempat tersendiri di hati para penggemar gudeg.

Usaha yang beliau wariskan ini merupakan tempat makan gudeg tertua di Jogja yang sudah berdiri sekitar 1 abad. Mbah Lindu sendiri memulainya sejak masih berusia 13 tahun. Namun, pada tanggal 13 Juli 2020, Mbah Lindu wafat di usia 100 tahun.

Sejak beberapa tahun terakhir Mbah Lindu memang sudah berhenti berjualan dan digantikan oleh anaknya, Ratiyah. Walaupun begitu, resepnya masih tetap sama sebagaimana Mbah Lindu biasa membuat gudeg semasa hidupnya. Gudeg Mbah Lindu terletak di tempat sederhana, yaitu sebuah pos ronda di Jalan Sosrowijayan, sekitar 300 meter dari arah Malioboro.

Meski tempatnya sederhana, pelanggan Gudeg Mbah Lindu datang dari berbagai macam latar belakang. Mulai dari warga lokal, turis domestik, turis asing, hingga tokoh-tokoh terkenal. Hebatnya lagi, kisah hidup Mbah Lindu juga sempat diangkat oleh Netflix!

Mangut Lele Mbah Marto, sajian lele terlezat seantero Jogja

article image

Image source: Phinemo.com

Olahan ikan lele dengan kuah santan berbumbu pedas jadi salah satu sajian khas daerah sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ada dua varian berbeda untuk kuliner ini, yaitu lele goreng dan lele asap. Masyarakat Jogja menyebutnya sebagai “mangut lele”.

Mbah Marto, seorang pedagang mangut lele di Dusun Nggeneng, Bantul, Yogyakarta, telah mengabdikan lebih dari 60 tahun hidupnya untuk melestarikan kuliner tradisional ini. Soal rasa tentunya tak usah diragukan lagi. Begitu sampai di lokasi saja aroma lezatnya sudah bisa langsung tercium. Pasalnya, letak warung makan ini berada di kediaman Mbah Marto, berdekatan langsung dengan dapur tempatnya memasak.

Disini, pengunjung akan dipersilakan untuk mengambil sendiri lauk yang disajikan di atas amben (balai-balai bambu). Kita juga bebas menggunakan ruang tamu, ruang tengah, atau teras dengan meja dan kursi untuk menikmati hidangan. Sensasinya benar-benar terasa seperti di rumah nenek. Meskipun berjualan di rumah sederhana dan nyempil di gang sempit, tempat makan di Jogja ini sudah pernah didatangi sejumlah selebriti dan para pejabat, lho!

Sate Klathak Pak Pong, legenda sate klathak unik di Jogja

article image

Image source: Gotravelly.com

Masih di Kabupaten Bantul, ada satu lagi tempat makan legendaris yang pantang untuk dilewatkan, yaitu Sate Klathak Pak Pong. Warung sate klathak ini terkenal unik lantaran penampilan sate kambingnya berukuran besar yang ditusuk menggunakan jeruji sepeda alih-alih batang bambu.

Sosok ‘dalang’ dibalik warung sate ini adalah seorang pria paruh baya bernama Dzakiron atau yang lebih akrab dipanggil ‘Pak Pong’. Sejak masih duduk di bangku sekolah, Pak Pong memang sudah terbiasa membantu kakeknya berjualan sate klathak sejak tahun 1960an. Bermodal pengalaman tersebut, Pak Pong berkeinginan untuk meneruskan usaha kakeknya.

Yang membuat sate ini begitu istimewa bukan semata-mata resep bumbu yang diwarisi Pak Pong dari kakeknya, melainkan juga dagingnya. Sate Klathak Pak Pong selalu menggunakan daging kambing muda berusia di bawah 1 tahun yang baru disembelih, sehingga kualitas daging dijamin masih sepenuhnya segar.

Kabarnya, dalam satu hari warung ini bisa menghabiskan 20 sampai 30 ekor kambing muda, dengan pengunjung harian mencapai ratusan orang. Sate Klathak Pak Pong berlokasi di Jalan Sultan Agung No.18, Jejeran II, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, sekitar 12 km dari jantung Kota Yogyakarta.

Soto Bathok Mbah Katro, tempat makan di Jogja favorit untuk sarapan

article image

Image source: Jajan Jogja

Cari tempat sarapan di Jogja? Sebaiknya kamu datang ke Soto Bathok Mbah Katro di Jalan Candi Sambisari No. 6, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sambil menikmati sarapan, kamu akan dimanjakan dengan pemandangan sawah hijau yang menyegarkan mata. Ya, tempat makan ini memang terletak di area persawahan desa.

Sajian utama disini adalah soto yang dihidangkan dengan batok kelapa lengkap bersama nasi, taoge, potongan daging sapi, dan taburan daun seledri serta bawang goreng. Kemudian, disiram dengan kaldu sapi yang bening dan sangat gurih. Semakin lezat jika ditambah perasan jeruk nipis, sambal rawit, dan sedikit kecap.

Soto Bathok Mbah Katro sudah menjadi tempat sarapan favorit banyak orang, khususnya warga Sleman dan Jogja pada umumnya.

Gudeg Pawon, menikmati gudeg hangat langsung dari dapurnya

article image

Image source: Traveloka.com

Sebagai ikon populer Kota Jogja, ada banyak tempat yang menjajakan gudeg istimewa di setiap sudut kota ini. Jika kita bertanya langsung kepada warga lokal tentang gudeg terbaik di Jogja, niscaya mereka akan sulit menjawab karena setiap tempat memiliki keistimewaan yang sama-sama melegenda. Selain Gudeg Mbah Lindu, ada juga “master gudeg” lainnya yang layak kita sambangi, yaitu Gudeg Pawon di Jalan Janturan UH/IV No. 36, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta.

Berdiri sejak tahun 1958 oleh Prapto Widarso, Gudeg Pawon yang semula dijajakan di Pasar Sentul kini beroperasi langsung dari rumah sang empunya setiap malam mulai pukul 22.00 WIB. Kalau kamu punya rencana untuk berburu kuliner malam di Jogja, jangan lupa sertakan Gudeg Pawon dalam checklist, ya!

Menilik sisi keunikannya, Gudeg Pawon ternyata masih diolah menggunakan tungku kayu bakar. Menurut Sumarwanto yang kini mewarisi usaha ayahnya, ketika gudeg dimasak menggunakan alat selain tungku kayu bakar, rasa gudeg olahannya akan berbeda. Bahkan, kayu yang digunakan pun harus dikontrol terlebih dahulu untuk memastikan kualitasnya.

Tidak sampai disitu saja, keunikan lainnya adalah konsep pawon (dapur) sebagai tempat mengambil makanan. Pengunjung akan dipersilahkan masuk langsung ke dapur untuk mengambil pesanan. Tapi, sebaiknya kamu datang seawal mungkin. Antrian Gudeg Pawon terkenal selalu mengular hingga berjam-jam.

Bakmi Mbah Mo, bakmi Jawa sederhana namun melegenda

article image

Image source: Jogja Handicraft

Bakmi Mbah Mo sudah didirikan sejak tahun 1986, sebuah warung kuliner desa di kampung Code, Trirenggo, Bantul. Kira-kira 11 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Warung ini sampai sekarang masih mempertahankan kesederhanaannya dengan prasarana berupa kursi lincak, meja kayu panjang, dinding dari anyaman bambu, dan tungku arang atau anglo untuk memasak.

Seandainya seseorang belum mengenal Bakmi Mbah Jo mungkin tidak akan menyangka kalau penampilan warung yang begitu sederhana ini ternyata pernah menarik jajaran pejabat tinggi hingga mantan Presiden Soeharto untuk mampir. Itu semua berkat kelezatan bakmi buatan Mbah Mo yang sudah sangat melegenda.

Bahan mie Jawa yang digunakan adalah mie telur berbentuk bulat dengan diameter lebih besar dari mie instan. Bahan tambahannya berupa suwiran daging ayam kampung, kol, daun bawang, daun seledri, dan taburan bawang merah goreng. Dari dulu sampai sekarang, warung ini masih mempertahankan rasa yang sama dengan bumbu sederhana.

Nasi Teri Pak Dul, sensasi kuliner pedas tengah malam

article image

Image source: Mancode.id

Menjelang dini hari, jalanan Gejayan akan berubah menjadi surga kuliner tengah malam. Disini jugalah tempat berdirinya salah satu kuliner malam legendaris yang sudah berdiri puluhan tahun, yaitu Nasi Teri Pak Dul.

Sejak awal berjualan hingga sekarang sudah dilanjutkan oleh generasi kedua, warung nasi ini masih menyajikan menu yang sama. Menu-menu yang jadi andalan di tempat ini adalah teri dan sayurnya. Oleh sebab itu, tempat makan ini dijuluki 'nasi teri' oleh kebanyakan orang.

Biasanya, beberapa pengunjung yang datang selalu pesan nasi teri dilengkapi telur, petai, lauk tempe, dan juga sambal ijo. Tersedia juga aneka lauk khas angkringan Jogja lainnya yang bisa kita pilih sesuai selera. Meski terlihat sederhana, sajian ini benar-benar berkesan.


Demikianlah 7 tempat makan di Jogja legendaris favorit sejuta umat. Simak juga informasi unik seputar kuliner legendaris lainnya di Gotomalls.com, layanan direktori shopping yang menyediakan informasi terlengkap seputar merchant, promo, diskon, kupon, dan event-event. di seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia.

Malls

Articles

featured image source: Indonesia Travel