Serba-Serbi Tradisi Islam di Nusantara

Sebagai bangsa yang besar yang terdiri dari suku, agama maupun rasnya. Tentu Indonesia juga mempunyai beragam tradisi dan kebudayaan yang beragam pula. Berbagai tradisi dan kebudayaan ini tentu ada sejarahnya tersendiri. Mulai dari kapan mulainya, siapa yang mengawalinya sampai pesan-pesan apa yang terdapat dalam sejarah tradisi atau budaya yang telah ditinggalkan oleh para leluhur kita.

Sebagai rakyat Indonesia yang beragama Islam, selayaknya kita juga harus tahu apa-apa saja tradisi dan budaya Islam yang ada nusantara ini. Hal ini harus kita ketahui, agar supaya kita tidak melupakan tradisi dan budaya tersebut yang disebabkan oleh derasnya perkembangan tradisi atau budaya dari luar negeri kita yang saat ini berkembang dengan begitu cepat dan pesat.

Dari sekian banyak budaya dan tradisi yang ada pada negeri tercinta ini ada beberapa budaya lokal yang ada pada sebuah masyarakat masih merupakan bagian dari tradisi dan budaya Islam. Tradisi dan budaya Islam di nusantara ini terdiri dari berbagai macam seni. Mulai dari kesenian dan budaya lokal itu sendiri, seni bangunan, seni ukir atau seni lukis, seni musik dan seni tari, kemudian seni sastra atau aksara.

Upacara Adat Sekaten

article image

Image source: akarasa.com

Sekaten ini merupakan tradisi dan budaya yang dilaksanakan tiap tahunnya. Ibarat tempat berkumpul dan berdagang secara bersama-sama baik di siang atau di malam hari. Acara ini dilakukan oleh masyarakat yang ada di daerah Yogyakarta dan Surakarta. Namun, pada waktu itu masyarakat di daerah tersebut masih sedikit yang mengenal Islam.

Akhirnya, melalui acara tersebut diselingi dan dimasukkanlah ajaran-ajaran Islam di dalamnya oleh Sunan Kalijaga. Kata ‘sekaten’ sendiri awalnya adalah berasal dari bahasa Arab yakni ‘syahadatain’ (dua kalimat syahadat), yang artinya dalam acara tersebut masyarakat Jawa diberikan materi-materi untuk senantiasa belajar Islam di antaranya mengucapkan dua kalimat syahadat.

Namun, karena saat itu orang Jawa belum bisa mengucapkan dengan fasih apa itu ‘syahadatain’, maka pengucapannya pun menjadi agak berbeda ‘sekaten’. Acara sekaten ini juga berisikan pertunjukan gamelan-gamelan yang dimainkan.

Kesenian Bangunan

article image

Image source: islamfuture.net

Sebelum agama Islam datang, banyak kerajaan-kerajaan yang mempunyai tanah yang begitu luas, sebut saja alun-alun. Acara adat sekatenan diadakan di lokasi tersebut. alun-alun tersebut dikelilingi dengan berbagai tempat penting mulai dari bangunan kerajaan (kraton), pasar, tempat-tempat penting yang dijadikan sarana pemujaan serta bangunan-bangunan penting lainnya.

Tempat-tempat tersebut merupakan rangkaian budaya lokal setempat yang mana pada bangunan-bangunan tersebut masih asli dan belum mengalami perubahan. Setelah agama Islam datang, seni-seni yang ada bangunan tersebut (arsitektur) masih dipertahankan dan tentunya mengalami sedikit perubahan. Sehingga bentuk aslinya masih tetap terjaga.

Misalnya saja tempat ibadah yang ada di sekitar alun-alun tersebut yang saat ini sudah menjadi masjid, namun nilai seni (arsitek) lokalnya masih terjaga. Mulai dari bentuk meru (atap yang bertingkat), yang masih dipertahankan karena selain menambah keelokan sebuah masjid kemudian pintunya yang banyak yang memiliki arti setiap orang bisa memasuki dari arah mana saja, sehingga menjaga saluran udara yang ada di dalam masjid.

Seni Ukir Kaligrafi

article image

Image source: muslimarket.com

Faktor ketiga yang sudah menjadi tradisi dan budaya Islam yang sudah ada di nusantara ini adalah masih berkaitan tentang seni juga. Tetapi untuk yang satu ini sering kita jumpai di tempat-tempat ibadah atau biasanya menjadi keistimewaan sendiri bagi seseorang yang di rumahnya ada seni ukir atau kaligrafi ini.

Selain bentuknya yang indah, seni ukir atau kaligrafi ini biasanya menjadi nilai tersendiri bagi tempat ibadah atau sebuah rumah. Hal ini dikarenakan biasanya seseorang bisa memilih atau memberikan pilihan ayat yang akan di ukir atau yang akan dijadikan kaligrafi. Jadi dengan ayat tersebut tidak hanya terpukau dengan keindahan seni tersebut melainkan ayat-ayat al-Qur’an yang di ukir tersebut mempunyai makna yang mendalam dan bisa mengingatkan kita akan kebesaran-kebesaran Allah swt.

Seni ukir atau kaligrafi ini juga sering kita jumpai pada tembok-tembok, atap, mihrab juga di mimbar-mimbar masjid. Tentunya semua ini adalah hasil akulturasi budaya, baik dari budaya Arab dan budaya Jawa.

Seni Tari dan Seni Musik

article image

Image source: sekolahnesia.com

Tradisi dan budaya Islam yang senantiasa dilestarikan dengan seni tari dan musik ini biasanya terdapat di daerah-daerah tertentu. Misalnya saja pembacaan sholawat kompang, yang mana pembacaannya diiringi dengan tarian yang masih berhubungan dengan pembacaan sholawat tersebut. Adapun bentuk dari tarian ini adalah permainan dabus dan seudati.

Tarian dabus ini diawali dengan pembacaan ayat-ayat al-Qur’an serta sholawat terlebih dahulu. Sedangkan tari seudati merupakan sebuah kesenian tradisional yang berupa nyanyian atau tarian. Dalam kesenian ini, para penari juga menyanyikan lagu-lagu yang berupa pujian atau sholawat kepada baginda nabi Muhammad saw. Kesenian tersebut di atas berkembang di bekas-bekas pusat kerajaan, seperti kerajaan Minangkabau, Kerajaan Aceh, dan Kerajaan Banten.

Bagi masyarakat Jawa, tentu tidak asing dengan istilah dengan bonang. Yakni alat musik pukul yang terbuat dari perunggu dan bentuknya menyerupai bentuk gong tetapi kecil. Maksudnya waktu itu ada seorang sunan yang mana menyebarkan agama Islam melalui lagu-lagu Jawa atau langgam Jawa. Sunan tersebut menyebarkan ajaran tauhid, ibadah, akhlak dan sejarah nabi saw. melalui kesenian inilah sunan tersebut dengan sebutan Sunan Bonang.

Seni musik ini juga bisa berupa qasidah yang artinya puisi yang lebih dari 14 bait. Qasidah ini merupakan salah satu dari seni suara yang mana dalam anggotanya biasanya terdiri dari 10-14 orang, baik putra maupun putri. Lagu-lagu yang dinyanyikan terdapat ajakan-ajakan untuk berbuat amar ma’ruf nahi munkar kepada umat manusia.

Selain itu qasidah juga diiringi dengan berbagai alat musik, jika qasidah tersebut tradisional, maka alat musik yang digunakan untuk mengiringi qasidah tersebut hanyalah rebana saja yang terdiri dari berbagai ukuran. Berbeda dengan qasidah modern yang mana alat untuk mengiringinya juga sudah memakai alat-alat elektronik modern.


Untuk mendapatkan informasi dan tips menarik lainnya, ikuti terus update-an artikel terbaru lainnya hanya di Gotomalls.com, platform direktori shopping pertama dan terbesar di Indonesia dengan sejuta penawaran menarik untuk pengalaman belanja yang menyenangkan!

Malls

featured image source: travelingyuk.com