Tradisi Unik Nyepi

Setiap kali memasuki momen Hari Raya Nyepi yang menandakan pergantian tahun baru Saka Bali, masyarakat Hindu di berbagai daerah akan melakoni sejumlah tradisi unik yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi.

Tradisi unik ini bukanlah sesuatu yang bisa kita saksikan setiap hari. Saking uniknya, tradisi tersebut seakan menjadi daya tarik tersendiri hingga mengundang para wisatawan untuk berkumpul menyaksikan pergelarannya.

Kira-kira, seperti apa tradisi unik tersebut? Mari kita simak ulasannya:

1. Pawai Ogoh-ogoh Bali

article image

Image source: republika.co.id

Menjelang Hari Raya Nyepi, masyarakat Hindu akan menjalani sejumlah ritual penyucian diri dan lingkungan sekitar. Pada 2-4 hari sebelum Nyepi, masyarakat akan menyucikan diri dan perangkat peribadatan di pura melalui Upacara Melasti. Selanjutnya, satu hari sebelum Nyepi, barulah dilakukan ritual Bhuta Yadnya (Bhuta Yajna).

Bhuta Yadnya terdiri dari serangkaian upacara suci, yang di dalamnya terdapat tradisi pawai ogoh-ogoh yang paling ditunggu-tunggu wisatawan. Pawai ini menjadi festival tahunan yang sangat meriah dan penuh warna. Sepanjang jalanan banjar akan dipenuhi arak-arakan masyarakat yang menggotong berbagai patung raksasa.

Ogoh-ogoh sendiri merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang merepresentasikan kepribadian Bhuta Kala. Menurut pemahaman Hindu Dharma, Bhuta Kala mewakili kekuatan (Bhu), alam semesta, dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud Rakshasa. Selain Rakshasa, Ogoh-ogoh juga bisa digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga, atau Naraka.

2. Omed-omedan

article image

Image source: serbaberita.com

Tradisi masyarakat Bali yang satu ini bukan sekadar unik, tapi juga lucu dan menghibur. Pergelaran Omed-omedan selalu diiringi gelak tawa para penonton ketika menyaksikan pemuda dan pemudi saling tarik satu sama lain lalu berakhir diguyur air.

‘Omed-omedan’ dalam bahasa Indonesia berarti tarik-menarik. Acara ini biasanya digelar sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi. Salah satu desa yang masih menyelenggarakan acara ini adalah Desa Sesetan di Denpasar, Bali. Pesertanya terdiri dari penduduk yang belum menikah berusia 17-30 tahun.

Ada dua kelompok yang terlibat, yaitu kelompok laki-laki dan perempuan. Posisi laki-laki dan perempuan saling berhadap-hadapan. Sebelum acara dimulai, musik gamelan akan dimainkan. Seorang sesepuh desa memberikan aba-aba agar kedua kelompok saling mendekat. Begitu kedua kelompok mendekat, peserta akan saling gelut (peluk), diman (cium), lalu siam (disiram air), sementara peserta lainnya ngedengin (menarik).

Nilai dari tradisi ini adalah soal rasa kebersamaan dan tali kekeluargaan yang erat. Konon, tradisi Omed-omedan semula berasal dari warga Kerajaan Puri Oka di Denpasar Selatan. Para warga berinisiatif membuat sebuah permainan tarik-menarik, yang lama-kelamaan berubah menjadi saling rangkul.

Permainan ini menimbulkan suasana yang gaduh, alhasil Raja Puri Oka yang sedang sakit keras pun marah-marah sebab merasa terganggu. Namun, begitu Sang Raja keluar dan melihat kelakuan rakyatnya, beliau tiba-tiba sembuh dari penyakitnya. Sejak saat itu, sang Raja memerintahkan rakyatnya agar permainan itu diselenggarakan setiap tahun selepas Hari Raya Nyepi.

3. Perang Api/Perang Bobok

article image

Image source: 1001indonesia.net

Warga kampung Negara Saka dan Sweta di Lombok memiliki tradisi unik yang selalu digelar sehari sebelum pelaksanaan Nyepi, yaitu Perang Api atau Perang Bobok. Tradisi ini sudah dilakoni secara turun-temurun oleh kedua warga kampung sejak abad ke-16.

Perang Api termasuk salah satu rangkaian dalam menyambut Hari Raya Nyepi yang dilaksanakan selepas pawai Ogoh-ogoh selesai. Menjelang senja, puluhan ikat bobok mulai dibakar oleh para pemuda dari dua kampung sebagai tanda dimulainya peperangan.

Tradisi ini selalu berlangsung riuh. Kedua kubu saling baku hantam menggunakan bobok api yang masih menyala. Meskipun terdengar berbahaya dan kerap kali menyebabkan banyak orang terluka, tradisi ini tidak serta merta menimbulkan permusuhan atau dendam antar warga, yang terjadi justru sebaliknya. Kedua kubu akan saling rangkul dan bersalaman selepas peperangan usai. Selain untuk menyambut perayaan Nyepi, tradisi ini sejak lama diyakini mampu menolak bala dan serangan wabah penyakit.

4. Mebuug-buugan

article image

Image source: Nusabali.com

Setelah perang air dan perang api, kali ini ada perang lumpur di Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Tradisi Mebuug-buugan merupakan permainan rakyat yang melibatkan ratusan warga saling serang menggunakan lumpur.

Pertama-tama, mereka akan pergi ke kawasan hutan bakau di Kedongan untuk melumuri sekujur tubuh dengan lumpur. Selanjutnya, orang-orang akan mulai melempari satu sama lain dengan lumpur. Suasana permainan ini selalu meriah dan penuh tawa.

Mebuug-buugan memiliki nilai filosofis yang berkaitan dengan Hari Raya Nyepi. Tradisi ini bertujuan untuk memohon anugerah kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) agar umat manusia diberikan kesejahteraan dan keselamatan lahir batin.

5. Tawur Agung Kesanga

article image

Image source: Inibaru.id

Sehari sebelum perayaan Nyepi, ribuan orang dengan pakaian adat Bali akan memenuhi pelataran Candi Prambanan sejak pagi untuk menggelar prosesi Tawur Agung Kesanga. Ritual suci ini terdiri dari beberapa rangkaian upacara yaitu mendak tirta, laku pradaksina, tawur agung, dan sembahyang bersama. Semua ini bertujuan untuk membersihkan dan mewisuda bumi sebelum Nyepi.

Upacara ini berdasarkan pada konsep ajaran Tri Hita Karana, yakni menyelaraskan hubungan dengan tiga elemen; manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Dalam ritualnya, umat akan bergerak beriringan mengarak umbul-umbul, persembahan, gamelan, dan ogoh-ogoh menuju Candi Dewa Siwa setelah sebelumnya melakukan upacara pengambilan air suci di Istana Ratu Boko yang terletak tak jauh dari Candi Prambanan. Setelah ritual tawur berakhir, pawai ogoh-ogoh akan diarak oleh beberapa kelompok pemuda sebagai bentuk membuang sifat-sifat buruk.


Demikianlah 5 tradisi unik yang hanya bisa ditemukan selama perayaan Nyepi. Simak juga info menarik seputar tradisi unik lainnya di Gotomalls.com, layanan direktori shopping yang menyediakan informasi terlengkap seputar merchant, promo, diskon, kupon, dan event-event. di seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia.

Malls

Articles

featured image source: seputarkota.com