Lagu Pengantar Tidur

Kualitas tidur yang baik bisa dipengaruhi karena beberapa faktor. Sebut saja kondisi fisik dan psikis yang baik, aktivitas yang menyenangkan, sampai gaya hidup.

Namun terkadang 3 faktor di atas saja belum tentu menjamin kualitas tidur. Masih banyak orang yang susah tidur padahal kondisinya sedang sangat baik.

Nah untuk mengatasinya, kamu bisa mendengarkan musik. Mengapa? Sebab musik dapat jadi salah satu alternatif pengantar tidur. Musik dapat mengurangi masalah tidur hingga insomnia.

1. Lagu Pengantar Tidur

article image

Image source: bluesyemre.com

Menurut beberapa riset yang pernah dilakukan menemukan bahkan musik atau lagu yang menenangkan ketika diputar sebelum tidur dapat membuat saraf pera simpatis yang mengontrol jantung dan organ vital lainnya menjadi lebih longgar dan rileks.

Akibatnya detak jantung akan semakin lambat, pernapasan juga semakin terjaga, tekanan darah turun, serta otot-otot tubuh mulai merenggang dan tidak tegang. Ketika itu terjadi, tubuh akan dengan mudah rileks dan beristirahat dengan cepat.

2. Manfaat Mendengarkan Lagu Pengantar Tidur

article image

Image source: binus.ac.id

Menurut sebuah penelitian, orang dewasa yang mendengarkan musik selama 45 menit sebelum tidur tercatat memiliki kualitas tidur lebih baik bahkan sejak praktik pertama.

Menariknya lagi manfaat ini ternyata memiliki efek kumulatif. Yang mana kualitas tidur akan semakin baik seiring mereka lebih sering mendengarkan lagu pengantar tidur sepanjang malam.

Alhasil, tidur akan lebih cepat, waktu tidur menjadi semakin panjang dan berkualitas, jarang terbangun pada malam hari, dan tentunya tidur semakin lelap.

3. Alasan Lagu Dapat Mempengaruhi Kualitas Tidur

article image

Image source: youtube.com

Tahukah kamu, mendengarkan lagu pengantar tidur dapat secara langsung mengurangi masalah yang mengganggu tidur. Alunan musik pada serangkaian gelombang suara masuk dalam telinga dan menjadi sinyal listrik di otak.

Saat menafsirkan gelombang suara ini, aliran efek fisik dipicu dalam tubuh. Efek inilah yang kemudian mendorong tidur. Badan jadi lebih rileks dan siap beristirahat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik meningkatkan kualitas tidur karena pengaruhnya terhadap regulasi hormon, termasuk hormon stres kortisol. Stres dan peningkatan kadar kortisol dapat meningkatkan kewaspadaan dan menyebabkan tidur yang kurang nyaman. Dan mendengarkan musik dapat menurunkan kadar kortisol.

Mendengarkan musik juga dapat berkontribusi pada relaksasi dengan menenangkan sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem alami tubuh Anda untuk mengontrol proses otomatis atau tidak sadar, termasuk di dalam jantung, paru-paru dan sistem pencernaan.

4. Jenis Musik yang Cocok Jadi Lagu Pengantar Tidur

article image

Image source: healthsunnybrook.co

Banyak genre yang bisa kamu gunakan sebagai lagu pengantar tidur. Namun perlu diingat, faktor terpenting dalam bagaimana musik mempengaruhi tubuh seseorang adalah preferensi musiknya sendiri.

Untuk itu, saat merancang playlist kamu perlu memperhatikan tempo musik yang dipilih. Sebagian besar penelitian memilih musik bertempo antara 60-80 BPM (beats per minute) adalah yang paling baik.

Mengapa? Karena detak jantung istirahat normal berkisar antara 60-100 BPM. Mendengarkan musik dengan tempo yang lebih lambat memberikan efek sama seperti meditasi.

5. Rekomendasi Lagu Pengantar Tidur

article image

Image source: tachnoblog.com

Berikut ini rekomendasi lagu pengantar tidur yang bisa kamu pilih sebagai playlist malammu.

  1. Weightless - Marconi Union
  2. Nocturne di E Flat Major Op. 9 No. 2 ” - Frederic Chopin
  3. The Boxer - Simon & Garfunkel
  4. Unintended - Muse
  5. Canzonetta Sull’aria - Mozart
  6. Pure Shores - All Saints
  7. Clair de Lune - Claude Debussy

Demikianlah 7 lagu pengantar tidur yang perlu diketahui. Simak juga info dan tips menarik lainnya dari Gotomalls.com, platform direktori shopping terlengkap untuk mendapatkan berbagai penawaran menguntungkan di seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia.

Malls

Articles

Featured image source: forbes.com